Another Story of Mr & Mrs Choi [Siwon Pov]

cats2

Cast : Soowon

Author : “Vira”

Last story of mr and mrs choi (dominatly with Siwon pov)

(minsul wedding party)

Siwon pov

1 tahun setelah pertunangan Minho dan Sulli, kali ini keluarga kami disibukkan untuk persiapan pernikahan mereka. Mereka akan menikah beberapa bulan lagi. Ummaku dan Umma Sooyoung yang mengatur hari pernikahan mereka. Umma umma ini sangatlah sibuk, dan Sooyoung juga terlihat antusias kali ini. Mungkin karena Sooyoung juga sudah menjadi seorang ibu, jadi dia mengerti dan ingin yang terbaik di pesta Sulli.

Saat ini Jiwon sudah 3 tahun. Jiwon sudah bisa bicara lancar dan berjalan. Bahkan berlari pun dia bisa. Jiwon sangat aktif dan akan rewel jika tanpaku. Dia selalu ingin denganku. Jika mengingat itu aku jadi tertawa sendiri.

Flashback

Saat jiwon 1 tahun, kami pergi ketaman bermain. Aku sedang menyetir dan Sooyoung duduk di bangku penumpang sambil menggendong Jiwon. Aku berhenti ketika mengisi minyak, dan mengelus kepala anakku yang dipangkuan istriku ini. Tiba tiba dia menangis dan tidak berhenti walaupun sudah di beri susu. Sooyoung mulai panik dan aku mengambil alih jiwon. Anehnya dia langsung berhenti menangis dan diam dipelukanku. Sooyoung hanya diam dan terlihat kesal.

“Chagiya… dia berhenti menangis” Kataku sambil melihat Soo sekilas.

“Mmm… ne oppa” Balas Soo seadanya, sepertinya dia kesal.

“Ayo, Jiwonie.. sama Umma lagi ne? Appa akan menyetir” Tanyaku kepada Jiwon yang masih dipelukanku.

Jiwon hanya  menggeleng dan seperti akan menangis kembali.

“Lalu? Kau masih ingin bersama Appa?” Tanyaku kepada Jiwon.

Dia hanya tersenyum..

“Baiklah.. bersama Appa saja, jangan menangis lagi yaa..!” kataku sambil mengelus rambut putriku ini dengan lembut dan mencium pipi gembulnya.

“Soo, sepertinya kau saja yang menyetir, apa tidak apa-apa?” Tanyaku kepada Soo.

“Ne, gwenchana. Biar aku saja yang menyetir. Kau bersama Jiwon saja. Kalian boleh tidur, jangan ganggu aku. Aku ingin fokus menyetir” Jawab Soo dan keluar dari kursi penumpang.

Lalu aku pindah ke kursi penumpang sambil menggendong  Jiwon dan Sooyoung mulai menyetir dengan wajah kesal.

“Sooyoungie, kenapa wajah mu seperti itu?” Tanyaku.

“Ne, memang seperti ini. Wae? Kau tidak suka?” Jawabnya ketus.

Bahkan dengan Jiwon yang jelas-jelas anak kandungnya pun dia cemburu, batinku.

“Kau terlihat jelek” Candaku mengejeknya.

“Ne.. aku jelek. Wae? Kau diamlah, urus saja Jiwon. Jangan ganggu aku” Jawab Soo keras.

“Kenapa begitu? Kau cemburu aku dengan Jiwon? Baiklah.. aku bersama Jiwon saja” Jawabku.

“Jiwon ah, Ummamu sangat cemburu denganmu. Appa heran, tapi Appa akan tetap memilih bersamamu. Karena kau putriku yang dihadiahi Ummamu” Kataku sambil melirik Sooyoung yang menyetir dengan wajah cemberut.

“Ummaaa….!” lirih Jiwon.

“Haaaa?” Aku dan Sooyoung menganga mendengar Jiwon lancar menyebut kata-kata Umma.

“Jiwon ah, ayo katakan lagi” kataku girang.

Dia hanya tersenyum.

Dan…

“Appppppaaaaaaa….!” katanya sambil memegang wajahku.

Aku dan Sooyoung shock untuk kedua kalinya.

Aku terlalu bahagia dan berteriak di dalam mobil.

“Aigooo….. putriku sudah besar, pantas saja Ummamu cemburu, kau akan jadi yang tercantik” Kataku menggoda Sooyoung lagi.

Jiwon ah, ayo katakan Umma lagi,.. pinta Soo sambil beraegyo didepan Jiwon.

“Ummmaaaaaa….!” kata Jiwon ceria.

“Apppaaaa…………!”

Aku dan Sooyoung berteriak kegirangan di dalam mobil akibat kata-kata pertama Jiwon.

@taman bermain

Sooyoung mencari tempat parkir, hari ini weekend, jadi taman bermain penuh oleh banyak keluarga yang juga berlibur. Siwon masih sibuk bermain dengan Jiwon.

“Oppa, ayo turun, kau tunggu apa lagi?” Kata Soo dari luar mobil.

“Oh ne.. kau bawa tas Jiwon saja, biar aku yang menggendongnya” Kataku.

“Ne.. aku tidak akan marah Jiwon ah, karena kau memanggilku Umma” Kata Soo sambil mencubit pipi Jiwon

Selama ditaman bermain aku menggendong Jiwon dan Sooyoung di sampingku membawa tas perlengkapan Jiwon.

Kami menaiki semua wahana dan Jiwon terlihat antusias, sepertinya dia benar-benar suka di taman bermain. Aku dan Sooyoung hanya tersenyum saat melihat wajah takjub Siwon melihat wahana di sini.

Saat ini kami makan siang di restorant jepang, kami memilih ini karena Sooyoung sangat ingin makan sushi.

“Chagi, kau pesan apa?” Tanyaku kepada Soo.

“Aku sushi 2 porsi dan jus jeruk Oppa” Katanya lemah.

Sepertinya Sooyoung kelelahan.

Setelah memesan dan makanan kami pun tiba, aku mengelap keringat di dahi Sooyoung.

“Kau lelah?” Tanyaku.

“Ne, disini juga panas. Aku kekurangan ion” Katanya.

Lalu aku mengelus punggungnya dengan lembut dan mengacak rambutnya.

Sooyoung sudah makan dengan lahap, sepertinya dia kelaparan. Aku makan sambil menyuapi Jiwon. Bahkan untuk makan pun Jiwon lebih memilih disuapi olehku. Kami benar-benar dekat. Jiwon tidak bisa terlepas dariku dan aku tidak bisa terlepas dari Sooyoung dan Jiwon.

“Chagi… ayo foto aku dan Jiwon” Perintahku sambil meyerahkan kamera kepada Soo.

“Ne… Oppa, Jiwon ah…. say KIMCHIIII….!” kata Soo.

Lalu aku menarik Soo kepelukanku dan kami bertiga berfoto menggunakan kamera di hape ku. Aku langsung mengirim kehape Soo dan kami sama-sama memakai walpaper ini.

Flashback end

                Saat ini Soo sudah selesai kuliah, aku memberikan hadiah sebuah butik pakaian kepadanya saat ulang tahun pernikahan kami. Dia sangat menyukai desain dan aku mendukungnya di bidang itu. Sebagai suami aku harus mendukung apapun yang terbaik untuk istriku asalkan tidak menganggu perhatianya terhadapku dan Jiwon.

Sooyoung hanya akan mengecek keadaan butik ini. Dan jika dia keluar, maka dia akan mebawa Jiwon bersamanya. Seperti saat ini, Sooyoung dan Jiwon makan siang di kantorku. Sooyoung memasakkan makanan kesukaanku dan mengantarkannya kekantor.

“Oppa… bagaimana? Apa makanan ini enak?” Tanyanya.

“Ne.. kau semakin pintar saja memasak. Aku beruntung memiliki istri sepertimu” Kataku sambil mengelus kepalanya.

“Gomawo oppa” kata Sooyoung.

Lalu aku menyuapinya dan siang ini kami makan dengan suap-suapan, sementara Jiwon tertidur di sofa.

Selesai makan Sooyoung membereskan bekal tadi dan aku di sofa sambil berusaha mengganggu Jiwon yang tertidur, aku merindukannya walau hanya berpisah beberapa jam denganya.

Jiwon terbangun dan aku langsung mendudukannya dipangkuanku.

“Jiwon ah, kau merindukan apa?” Tanyaku.

“Ne..” jawabnya dengan gaya imut anak usia 3 tahun.

Aku gemas dan mencium pipinya.

Sooyoung hanya menggeleng melihat kami.

“Oppa, kami pulang.. aku harus kebutik” Kata Sooyoung.

“Ne, kau hati-hati menyetir” Kataku memperingatkan Sooyoung.

Lalu aku mengantar mereka sampai di lobi depan perusahaanku.

Saat ini, aku sudah menjadi direktur utama disini, ini merupakan kantor pusat perusahaan Appa. Sedangkan Minho sekarang sudah menjadi direktur di kantor cabang perusaah Appa lainya.

Saat keluar dari lift.

“Sajangnim… karyawan yang akan melamar menjadi sekretaris barumu sudah datang” kata salah satu pegawai disini.

“Oh ne. Kerunganku saja. Biar aku yang menginterviewnya” Kataku dan berjalan ke ruanganku.

Dan ternyata yang melamar menjadi sekretarisku adalah Tiffany. Dia adalah teman SMAku tapi dia pindah ke Amerika saat lulus.

“Siwon ah.. anyeong” sapa Tiffany.

“Oh, Tiffany… Kenapa kau bisa kembali ke korea” kataku shock melihatnya.

“Kau yang melamar menjadi sekretarisku?” Tanyaku lagi.

“Ne.. apa aku masih perlu di interview?” Tanyanya.

“Ani.. kau bahkan mendapat juara kelas dulunya. Bagaimana bisa aku meragukan kemampuanmu. Perusahaan akan beruntung mendapat orang berbakat sepertimu” Kataku panjang lebar.

“Baiklah.. kapan saya mulai bekerja sajangnim?” Tanyanya.

“Besok..” kataku singkat.

“Ne. Gomawo sajangnim” Katanya dan keluar dari ruanganku.

#the next day

Aku melihat Tiffany sudah duduk di meja sekretaris di depan ruanganku.

“Pagi sajangnim..” Sapanya ramah.

“Ne.. kau jangan terlalu formal kepadaku” Kataku.

“Mmm.. aku rasa pakaianmu terlalu terbuka untuk bekerja” kataku lagi.

“Oh.. ayolah Siwon ah, di Amerika ini adalah pakaian kerja normal” katanya sambil menunjuk roknya yang menurutku terlalu pendek.

Aku hanya ber oh ria lalu masuk ke ruanganku.

Aku bukan takut tergoda oleh pakaiannya, tapi aku hanya tidak ingin Sooyoung salah sangka jka dia ke kantorku.

Aku membaca proposal di meja ku dengan teliti dan.. tiba-tiba Fany datang.

“Siwon ah, kau lagi apa?” Tanyanya.

“Aku? Seperti yang kau lihat” Kataku cuek.

“Ah, ternyata kau belum berubah. Masih dingin kepada wanita” Katanya lagi.

Aku hanya memandangnya heran. “Ne?”

“Oh.. apa kau masih bersama Yoona? Tanyanya.

“Tidak.. Aku sudah tidak bersamanya” Kataku singkat.

Dia hanya tersenyum dan…

“Oh  ne, aku keluar dulu”  katanya.

“Ada apa dengannya?” Batinku.

#istirahat siang

“Maaf Nyonya, anda ingin bertemu siapa?” Tanya Tiffany saat Sooyoung akan masuk ke ruangan Siwon mengantar makan siang. Sooyoung hanya sendiri karena Jiwon di rumah Umma Siwon.

“Aku? Ingin bertemu Siwon. Kau siapa?” Tanya Soo sarkastis.

“Aku sekretaris barunya Nyonya, apa kau sudah membuat janji?” Tanya Tiffany lagi.

“Apa perlu?” Tanya Sooyoung mulai emosi.

“Iya. Ini sudah peraturan perusahaan” Jelas Tiffany.

“Sudahlah.. aku tidak butuh peraturan, aku hanya ingin masuk keruangan Siwon. Minggir..!” kata Soo sambil mendorong Fany yang dari tadi berdiri di depan pintu.

Fany masih bertahan dan berusaha menghalangi Sooyoung.

“Minggirlah, aku mau masuk” Kata Soo geram.

“Kau harus buat janji dulu. Ini perusahaan Nyonya, kau harus ikut aturan. Dan yang akan kau masuki adalah ruangan direktur. Maka kau harus melalui prosedur” Jelas Fany panjang lebar.

Saat soo akan menjawab, tiba-tiba pintu ruangan Siwon terbuka.

“Chagi… kenapa diluar, kau kenapa terlambat, aku kelaparan” Kata Siwon.

“Aku terlambat karena orang ini” Kata Sooyoung kesal sambil menunjuk Fany.

“Mwo? Kenapa?” Tanya Siwon lagi.

“Siwon ah, dia ingin masuk, dan aku menghalangi karena dia belum membuat janji” Jelas Fany.

“Apa aku harus buat janji dulu agar bertemu suamiku?” Teriak Sooyoung karena kesal dengan Fany.

“Mwoooo? Apaaaa?” Tanya Tiffany kaget.

“Ne. Dia istriku Fany, jadi jika dia ingin masuk jangan kau halangi lagi” Kata Siwon sambil menarik tangan Soo masuk keruangannya.

Fany pov. Nyempil dikit ^_^

Apa? Siwon sudah menikah? Ternyata wanita tinggi itu istri Siwon.

Tidak tahukah dia aku kembali keKorea dan menjadi sekretaris disini karena ingin dekat denganya.

Aku masih ada kesempatan. Aku benar-benar menginginkan Siwon.

Siwon pov

Saat di ruanganku, Sooyoung hanya marah-marah dan kesal karena Fany tadi.

“Chagi.. sudahlah, dia tidak tahu, kau lupakan saja” Kataku.

“Aku kesal Oppa.. Kenapa dia begitu aneh? pakaiannya pun terlalu seksi” Lanjut Soo.

“Lalu bagaimana? Apa kau ingin dia berhenti?” Tanyaku.

“Ani… Biarkan saja, aku percaya kepadamu” Kata Soo sambil memelukku.

“Ne, gomawo… Aku suka sisi kau yang seperti ini” Kataku lalu mencium bibirnya dalam.

##

Pagi ini aku akan ada rapat dengan beberapa dewan direksi dari perusahaan cabang lainya. Karena ini kantor pusat jadi disinilah diadakan rapat.

“Siwon ah, rapatnya ditunda setelah makan siang” Lapor Fany.

“Oh, ne..!” kataku.

“Eh.. tunggu dulu” kata Tiffany menarik tanganku.

“Kenapa?”  Tanyaku sambil melepas tangan Fany.

“Anio.. aku hanya ingin curhat kepadamu. Apa boleh?” Tanya Tiffany.

“Oh ne. Aku juga tidak ada pekerjaan. Diruangan ku saja” Kataku akirnya.

Dia bercerita tentang semua dan tentang perasaannya kepaku.

“Kau menyukaiku? Kenapa?” Tanyaku penasaran.

“Aku juga tidak tahu, bahkan aku menyukaimu dari awal kita SMA” Lanjutnya.

“Oh jinjha? Lama sekali…” kataku sambil tertawa.

“Ne..” dia juga tertawa.

“Mianhae waktu itu aku bermasalah dengan istrimu” Kata Fany tulus.

“Oh ne.. istriku memang seperti itu, tapi dia sangat baik” Kataku.

“Siwon ah, apa aku masih ada kesempatan?” Tanya  Fany.

“Apa-apaan dia ini?” Batinku.

“Ne? Fany.. kau kenapa? Aku bahkan sudah menjadi Appa” Kataku.

“Itu tidak mungkin, aku sudah menjadi suami dan Appa” Lanjutku.

“Aku mengerti” Katanya.

“Ne.. kau carilah lelaki lain. Aku yakin kau dapat yang terbaik” Kataku menyemangatinya.

“Bolehkah aku memelukmu untuk lambang persahabatan kita?” Tanya nya.

“Ne? Jangan..” kataku.

“Ayolaaah.. sebagai tanda persahabatan kita” Paksanya.

“Baiklah” kataku lalu kami berpelukan.

Dan… saat melepas pelukan Fany memberi kelingkingnya kepadaku.

“Ayo janji kita akan selalu bersahabat” Katanya.

“Ne, yaksok..” kataku menautkan kelingking kami.

Lalu aku mendengar pintu ruanganku terbuka.

Dan munculah Sooyoung bersama Jiwon.

“Bagus… kau sangat bagus Choi siwon” Katanya.

“Ani.. Soo,  jangan salah paham dulu… Aku bisa jelaskan” Kataku.

“Ne. Kami hanya berteman” Lanjut Fany.

“Ne.. aku melihat pelukan kalian” Kata Soo sambil melirikku tajam.

“Ani, tidak seperti itu.. kau salah paham” Lanjutku.

“Ne.. kalian lanjutkanlah, aku permisi” kata Soo sambil menutup pintu dengan satu tangannya karena tangan kanannya menggendong Jiwon.

“Soo..!” aku lari dan mengejarnya.

Saat dia akan masuk lift aku menahan tangannya.

“Jangan salah paham dulu. Aku mohon dengarkan aku” Kataku.

Dia hanya diam seolah tak mendengarku dan masuk begitu saja kedalam lift.

Aku juga masuk dan masih menggenggam tangannya.

“Kau diamlah, jangan bicara apapun. Di sini ada Jiwon. Aku tidak mau kita bertengkar di depan Jiwon” Kata Soo tanpa melihatku.

Aku hanya diam dan saat sampai di parkiran, Sooyoung langsung masuk ke mobilnya.

Saat aku menahan tangannya. Dia kembali berkata.

“Kita selesaikan nanti, tidak di depan Jiwon” Katanya.

Aku hanya mengangguk lemah.

Lalu dia menjalankan mobinya dengan kencang, aku tahu dia pasti kesal.

##malam hari

Saat Soo sudah menidurkan Jiwon, aku memanggilnya dan dia hanya melihatku dengan tatapan datar.

“Ne.. wae?” tanyanya ketus.

“Masalah tadi siang kau hanya salah paham” Kataku mencoba menjelaskan.

“Sudahlah, aku lelah.. kau tidurlah” katanya.

“Lalu kau? Tanyaku polos.

“Aku tidur di kamar Jiwon saja” Katanya.

Dan tanpa memberiku kesempatan untuk bicara lagi, dia langsung menutup dan mengunci pintu kamar Jiwon

Aku hanya berdiri di depan kamar Jiwon. Aku tidak bisa tidur dan setelah seperti itu, akupun menghidupkan tv hingga akhirnya tertidur di sofa di depan tv.

Pagi hari aku mendengar suara gaduh dari dapur, aku terbangun dan melihat Sooyoung memasak dengan terburu-buru

“Kenapa terburu-buru?” Tanyaku.

“Aku akan kerumah Umma. Aku akan mengurus pernikahan Sulli Minho” Katanya masih fokus memasak.

Saat di meja makan.

“Nanti aku tidak akan ke kantormu, aku sibuk mengurus Sulli. Kau makanlahh dikantin. Dan malam ini aku akan tidur disana, kau bisa mencari makan diluar malam hari” Jelas Sooyoung.

“Ani…! Aku juga akan  tidur disana” kataku keras kepala.

“Tidak perlu, Aku ingin sendiri..! Kau disini saja” katanya lagi.

“Soo.. tapi aku”

Kataku terputus saat Soo bangkit dan langsung ke kamar Jiwon. Lalu mereka keluar, Sooyoung membawa tas besar yang aku yakin baju mereka.

“Kau disana berapa lama? Kenapa bawa baju sebanyak itu?” Kataku.

“Belum pasti! Tergantung” Kata Soo sekenanya.

“Tapi, aku..”

Lagi-lagi Soo memotong, “Sudahlah.. aku pergi” Katanya sambil membuka pintu.

“Aku antar ne?” Tanyaku saat menahan tangannya.

“Tidak perlu!” Jawab Soo benar-benar dingin.

Damn…! aku benar-benar bodoh. Othokhe??

Saat di kantor aku tidak fokus bekerja, dan aku membaca surat pengunduran diri Tiffany.

Kali ini aku makan siang dengan dongsaengku Minho.

“Hyung… aneh sekali kau mengajakku makan diluar, biasanya kau selalu bersama Noona” Katanya.

Aku hanya mengaduk makananku tanpa berniat memakannya.

“Hyung… kalian kenapa?” Tanya Minho.

Lalu aku menceritakan semuanya.

“Hyung, kau sabarlah,.. aku akan menghubungi Sulli dan kami akan membantumu” kata Minho memberiku semangat.

“Gomawo” Kataku lesu.

## dilain tempat

“Unnie.. bagaimana? Apa Jiwon masih demam?” Tanya Sulli.

“Suhu tubuhnya belum turun” Kata Sooyoung.

“Apa kita kerumah sakit saja?” Tanya Sulli.

“Nanti saja, aku sudah memberi obat penurun panas. Semoga itu bereaksi” Kata Sooyoung.

“Unnie, kau hubungi saja Siwon Oppa. Mungkin Jiwon kangen Appanya” Lanjut Sulli.

“Ani..! bukankah kau tahu semuanya?” Tanya Soo.

“Ne.. tapi Unnie harus mendengar penjelasanya dulu” Kata Sulli lagi.

“Sudahlah, lebih baik kita keluar, Jiwon butuh istirahat” Kata Soo menghindari Sulli.

Drt..drt..

From: nampyoen

                Soo, bolehkah aku menelfonmu? Aku ingin bicara.

To: nampyoen

                Kenapa?

Drt.. drt…

Nampyoen is calling…

“Ne…” jawab Sooyoung.

“Soo, kau salah paham. Itu tidak seperti yang kau lihat” Lalu Siwon menjelaskan semuanya.

Dan Sooyoung hanya diam. Dia berpikir dan merasa bersalah karena tidak mendengarkan penjelasan Siwon lebih awal.

“Nanti kita sambung, aku harus menyuapi Jiwon” Kata Soo lalu memutus telepon.

Saat soo menyuapi Jiwon, Jiwon tiba-tiba muntah dan menangis meminta Appanya.

Soo panik dan berteriak memanggil Sulli.

“Unnie.. wae?” tanya Sulli.

“Jiwon muntah dan menangis terus, badanya juga bertambah panas. Ayo keluarkan mobil” Perintah Soo.

“Ne..” lanjut Sulli sambil berlari mengambil mobil

@ rumah sakit

“Nyonya Choi, sepertinya Jiwon harus dirawat. Dia hanya demam, tapi karena susah makan, maka kita harus memberi infus agar nutrisinya tercukupi” ucap dokter pada Sooyoung.

“Ne..” kata Soo menahan air mata.

Saat diruangan Jiwon dirawat, Sooyoung menagis mendengar Jiwon menyebut Appa. Dia merasa bersalah karena keegoisannya Jiwon jadi sakit. Padahal dia tahu pasti kalau Jiwon tidak bisa tanpa Siwon.

“Jiwon ah.. mianhae, Umma bersalah padamu” Kata Soo.

“Appa..!. Umma, aku ingin Appa…!” kata Jiwon.

Lalu Jiwon tertidur lagi, efek dari obat yang mengandung obat tidur.

Lalu Soo keluar dan menelfon Siwon.

“Yobosoe..” sapa Siwon dari seberang sana.

“Bagaimana? Apa Jiwon sudah makan?” Tanya Siwon.

Sooyoung hanya diam dan mulai menangis.

“Kenapa diam? Mianhae aku banyak bertanya, perasaan ku tidak enak” Lanjut Siwon lagi.

“Oppa…!” jawab Soo sambil menagis.” Jiwon” katanya disela tangisannya.

“Kau kenapa? Sooyoung.. kau dimana?” Tanya Siwon mulai panik

Sooyoung hanya menangis dan membuat Siwon semakin berteriak memanggil dan menanyakan dia dimana.

Siwon pov

Saat ini perasaanku benar-benar tidak enak. Entahlah. Pikiranku hanya pada Jiwon. Lalu hapeku berbunyi dan Sooyoung yang menelfon.

Dia menangis dan menyebut nama Jiwon disela tangisannya.

“Sebenarnya ada apa?” Aku semakin panik. Lalu aku memutuskan menelfon Sulli dan dia menceritakan semuanya. Aku langsung berlari menuju parkiran dan kerumah sakit memastikan keadaan anakku.

Saat sampai dirumah sakit, aku melihat Sooyoung menangis di depan kamar Jiwon.

“Sooyoung ah.. bagaimana Jiwon?” Tanyaku langsung.

“Oppa…” dia hanya menangis dan menunjuk kamar Jiwon.

Saat aku masuk, aku melihat infus ditangan anakku. Sangat sakit melihat tangan mungil anakku dipakaikan jarum.

Sooyoung masih menangis dan berdiri di belaknagku.

“Kenapa jiwon bisa sakit?” Tanyaku mulai marah kepada Soo, karena tidak memberi tahuku dari awal.

“Mianhe.. Oppa… aku yang bersalah” Katanya sambil menangis.

Aku langsung memeluknya karena merasa bersalah telah berteriak kepadanya.

Saat dipelukanku dia masih saja menangis, lalu aku mengelus kepala dan punggungnya.

“Sudahlah, sekarang bagaimana Jiwon?” Tanyaku.

“Dia hanya demam, tapi karena dari tadi dia muntah dan belum ada nutrisi maka dipakaikan infus” Jelas Soo.

“Appa…!” aku mendenngar Jiwon memanggilku dan aku langsung mendekati ranjangnya dan duduk disamping ranjang putriku ini.

“Appa.. aku sakit” Katanya dengan logat anak-anak terdengar lemah.

“Ne, apa yang sakit? Kau makan ya? Appa akan suapi” Kataku.

Dia hanya mengangguk lemah.

“Pintar, Kau putri Appa yang pintar” Kataku sambil mendudukannya.

Setelah menyuapi Jiwon makan, dia kembali tertidur dan aku hanya mengelus kepala anakku.

Lalu aku melihat Sooyoung yang masih berdiri sambil menunduk dengan wajah dan mata bengkak habis menangis.

Lalu aku duduk di sofa dan menarik tangan Soo dan dia juga duduk di sebelahku.

“Mianhae, aku gagal menjadi Umma, aku tidak pantas…”

Aku menutup mulutnya dengan menciumnya singkat.

“Sudahlah, Jiwon akan sehat” Kataku meyakinkan.

“Dia memanggilmu dari tadi” Kata Soo lagi.

“Ne, tentu saja,. Dia anak kita. Jika yang ada hanya Ummanya, maka pasti dia akan mencari Appanya juga” Kataku sambil tersenyum.

“Mianhae, aku tidak mendengarkan penjelasanmu” Kata Soo lagi.

“Sudahlah, aku juga salah berpelukan dengan wanita lain selain istriku” Kataku agar Soo tidak semakin merasa bersalah.

Dia memelukku seakan menyalurkan rasa takutnya melihat Jiwon sakit.

## @Minsul wedding party

Hari ini pernikahan Minho dan Sulli, mereka benar-benar bahagia. Appaku dan Appa Sooyoung melayani tamu yang merupakan teman bisnis mereka. Ummaku dan Umma Sooyoung main dengan Jiwon. Dan aku bersama Sooyoung saat ini.

Aku kesal.. gaun yang dia pakai terlalu terbuka, jadi aku memaksanya memakai jasku. Dan aku selalu disampingnya. Aku tidak mau ada pria lain yang menggodanya.

Seluruh anggota keluarga tampak bahagia. Semoga keluarga kami selalu bahagia seperti ini. Dan akan banyak anugrah dalam keluarga ini.

Aku hanya selalu tersenyum dan berucap syukur pada tuhan akan keadaan ini. Terutama adanya Sooyoung dan Jiwon.

Mereka membuat hidupku sempurna.

The end ^-^

23 thoughts on “Another Story of Mr & Mrs Choi [Siwon Pov]

  1. Keluarga Ɣªήƍ bikin iri dehhh
    Siwon oppa bner” brubah dei Ɣªήƍ dlu cuek skrng Ɣªήƍ perhatian bgt

    D tunggu FF lain.y
    S̤̥̈̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥♍ªªªηGªª†̥ (งˆ▽ˆ)ง (ง’̀⌣’́)ง

  2. bagus thor hehe, udah kereeeennn dibagian part 1’a harusnya lebih djelasin lgi, dan banyakin dialognya jugaaa…tp untuk part slanjutnya udah oke kog..
    kepp writing yahhh

  3. Uwahh…,ada tiffany..
    Tpi bgus thor cman sbnar..:),q ska hehehehee…:)
    Jiwon trnyta gk bsa tnpa wonppa ya??
    Lcu bnget..:)

  4. wahahaaa author aku komen disini semua nggak apa yaa
    bagus bangeeet tapi saran nih tanda bacanya diperhatiin lagi ya thor hehehe
    dan kayanya jiwon nggak sayang sama soo onnie tuh maunya sama siwon oppa terus
    tapi daebak kok 😉

  5. wah DAEBAK thor !! HAPPY ENDING ~~
    jadi senyumsenyum sendiri nih *gilakali
    tapi aku belum baca yang SOOYOUNGPOV nya !! 😦
    aku boleh minta gak nih thor ?? nanti aku sms yah 🙂

Leave a reply to syoungster Cancel reply