[Twoshoot] Don’t Leave Me 1

Annyeong 😀

hyejoong balik lagi 😀

mian kalo ff yang lainnya belum dilanjut ya..

kali ini author bawa twoshoot, semoga kalian suka 😀

don't

Cast : Choi Sooyoung, Choi Siwon

Author : hyejoong 😀

Auhtor POV

“SREK SREK” suara rontokkan daun yang terinjak oleh kaki menjadi pendengaran yang wajar bagi pengunjung taman ini. Pantas saja saat ini sudah memasuki musim gugur sehingga daun-daun bertebaran di jalan-jalan kota Seoul.

Tampak seorang namja tengah menaikkan sudut bibirnya, tersenyum lebar melihat hasil jepretannya. Setelah berhasil mengambil beberapa gambar namja itu akhirnya memutuskan untuk beristirahat sebentar karena sudah dari tadi dia terus mengelilingi taman ini mencari pemandangan yang bagus untuk dijadikan objeknya.

Namun tampaknya tidak mudah mencari tempat duduk yang kosong di tengah taman yang sangat ramai ini, terlebih di waktu sore seperti ini. Banyak keluarga yang tengah berkumpul di taman ini untuk menghabiskan waktu sore mereka dengan beristirahat dan bersantai.

Tapi setelah berkeliling mencari tempat duduk akhirnya namja itu menemukan sebuah kursi panjang yang sedang tidak ditempati oleh seseorang. Dengan segera namja itu mendudukinya takut terdahului oleh orang lain.

Siwon POV

Ternyata Seoul tidak banyak berubah setelah aku tinggalkan selama 10 tahun. Hanya saja sekarang lebih banyak bangunan-bangunan tinggi menjulang berdiri dengan kokoh di jalan-jalan kota Seoul.

Di taman ini aku sedang beristirahat dan melihat pemandangan yang menurutku begitu hangat. Aku melihat begitu banyak orang-orang yang membawa keluarga mereka untuk bersantai.

Setiap aku mengedarkan pandanganku aku selalu melihat anak-anak kecil yang sedang berlarian kesana kemari dengan tawa yang keluar dari mulut mereka. Entah kenapa aku jadi merindukan masa kecilku.

Aku memperhatikan sepasang anak kecil yang kira-kira berusia 6 tahun tengah berkejar-kejaran, namun tiba-tiba saja satu dari anak kecil itu yang merupakan yeoja terjatuh dan kemudian menangis. Namja kecil yang tadi berlari dengannya pun berjongkok di depan yeoja kecil itu dan menyuruhnya untuk jangan menangis lagi namun sang yeoja kecil itu tidak menghiraukan dan masih terus menangis.

“HUUAA..” terdengar suara tangisnya yang semakin keras, dan namja kecil itu terlihat bingung tidak tau harus bagaimana agar yeoja kecil itu diam.

Bukannya menghampiri mereka aku malah memperhatikan mereka dari tempat dudukku. Aku terus memperhatikan mereka hingga akhirnya datang seorang Yeoja tinggi berambut panjang menghampiri dua anak kecil itu dan kemudian berjongkok di depan mereka.

“Apa yeoja itu Eomma mereka?” gumamku. Namun tidakkah Yeoja ini terlalu muda jika benar dia Eommanya. Aku terus berpikir bagaimana Yeoja itu bisa menjadi Eomma mereka.

Yeoja itu menyorokan sebuah cokelat kepada gadis kecil itu dan ajaibnya gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Aku melihat yeoja itu tersenyum senang ketika gadis kecil itu berhenti menangis dan mengusap pipi gadis kecil itu untuk menghapus air mata yang menempel di pipinya.

“Adik kecil siapa namamu?” samar-samar aku mendengar yeoja itu bertanya pada gadis kecil itu. “Ternyata dia bukan Eommanya” batinku.

“Kim.. Kim Jiyoung” jawab gadis kecil itu terbata.

“Kalau kau siapa namamu, namja tampan?” tanya gadis itu berbalik pada namja kecil yang bersama gadis itu.

“Namaku Lee Jongin” jawab namja kecil itu mantap.

“Annyeong Jiyoung-ah, Jongin-ah” ucap yeoja itu dengan senyum mengembang di bibirnya.

“Senyumnya sangat manis, seperti seseorang yang aku kenal” ucapku mengingat senyum yang sangat aku rindukan.

“Ini buatmu” ucap yeoja itu lagi pada namja kecil itu dengan menyodorka sebuah cokelat yang sama seperti cokelat yang sebelumnya dia berikan pada gadis kecil itu.

“Kamsahamnida” jawab namja kecil itu senang.

“Ne..” jawab yeoja itu mengusap kepala kedua anak kecil itu dan tertawa melihat kepolosan kedua anak kecil itu.

“Ajhumma… kita harus segera kembali ke tempat orangtua kami sekarang” ucap namja kecil itu.

“Ne.. kembalilah, nanti bumonim kalian mencari kalian” jawab yeoja itu.

“Kamsahamnida cokelatnya ajhumma.. Jiyoung-ah, ucapkan terima kasih pada ajhumma” ucap namja kecil itu.

“Ne… kamsahamnida ajhumma” ucap gadis kecil itu dan tersenyum lebar.

“Ne.. annyeong” ucap yeoja itu melambaikan tanggannya pada dua anak kecil itu yang mulai berjalan menjauh.

Setelah kedua anak itu pergi aku masih memperhatikan yeoja ini, dia akhirnya kembali ke tempat duduknya dan masih tersenyum seperti tadi.

Yeoja itu duduk di tempat duduknya dan memasang sebuah hedseat ke telinganya. Yeoja itu kemudian memejamkan matanya dan terlihat sangat menikmati lagu yang tengah didengarnya.

Tanpa sadar tanganku yang meraih kameraku yang kuletkkan di sampingku, aku mulai mengarahkan lensa kameraku  ke arahnya dan kemudian sebuah foto berhasil aku ambil.

Aku melihat hasil jepretanku dan memperhatikan wajah gadis ini, aku merasa yeoja ini sangat familiar bagiku. Senyumnya sangat mirip dengan seseorang.

Aku memperbesar foto yeoja ini di kameraku dan mataku terbelalak ketika aku melihat di lehernya terdapat sebuah kalung yang aku yakini itu kalung yang dulu aku berikan ‘padanya’. Kenapa aku baru menyadari kalau gadis ini memakai kalung. Kalung dengan liontin maple leaf yang aku berikan padanya.

“Sooyoungie…!”

“Apa mungkin gadis ini Choi Sooyoung?”

Aku kemudian mengarahkan tatapanku ke yeoja yang sedang duduk itu dan memperhatikan wajahnya untuk mengingat-ingat. Benar dia Choi Sooyoung, aku merasa wajahnya begitu mirip.

Flasahback 10 years ago

Siwon POV

“Eomma… Appa aku berangkat” ucapku setelah selesai sarapan bersama orangtuaku.

“Kau tidak berangkat bersama Appa Won?” tanya Appaku melihatku yang akan berjalan menuju pintu.

“Aniyo Appa… aku ingin naik bis saja” jawabku menolak.

“Ah baiklah” jawab Appa mengerti.

“Ne.. hati-hati won ah” ucap Eommaku menasehati.

“Ne..” jawabku kemudian keluar rumah.

Aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku, masih menunjukkan jam setengah tujuh. Terlalu pagi memang jika dibandingkan dengan saat biasanya aku berangkat ke sekolah.

Bukan tanpa alasan aku ingin berangkat ke sekolah naik bis, aku sengaja menaiki bis ke sekolah karena aku ingin berangkat bersama ‘dengannya’.

Setelah sekitar lima belas menit aku berjalan menuju ke halte bis, akhirnya aku sampai juga. Sepertinya aku terlalu pagi berangkat mungkin karena aku terlalu bersemangat, karena belum ada bis yang lewat jadi aku menunggu dan aku berharap aku akan satu bis dengannya.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya sebuah bis lewat dan berhenti di halte tempatku menunggu. Akupun dengan semangat memasuki bis ini, namun ketika di dalam bis aku mencari ‘yeoja itu’ dan aku tidak menemukannya di dalam bis ini.

“Ajusshi… berhenti aku tidak jadi naik bis ini” ucapku pada sopir bis yang sudah menjalankan bisnya.

“Aissh… dasar bocah” ucap ajusshi itu mengomel.

Setelah mendengar omelan dari sopir bis itu, akupun turun dari bis itu dan menunggu bis lainnya yang akan datang.

Tak lama terlihat sebuah bis yang sedang menuju ke arahku. Bis itupun berhenti di depanku, namun tidak seperti tadi kali ini aku memperhatikan penumpang-penumpang yang terlihat dari kaca jendela bis dan aku menemukannya sedang duduk di pinggir jendela dengan membaca sebuah buku.

Dengan hati yang berbunga aku memasuki bis ini dengan semangat. Ketika di dalam bis aku langsung berjalan menghampirinya dan duduk di sebelahnya yang kebetulan kosong.

Aku terus memperhatikannya yang tampak tidak peduli dengan kehadiranku dan terus membaca bukunya.

“Annyeong…” ucapku menyapanya namun tidak ditanggapi olehnya. Aku menghela nafas panjang sudah biasa hal seperti ini kuhadapi.

“Annyeonghaseo..” aku mengulang ucapanku sebelumnya namun kali ini aku menutupi bukunya dengan kedua tanganku sehingga dia tidak bisa melihat bukunya.

Yeoja inipun menoleh ke arahku dan menatapku tajam, aku hanya tersenyum menanggapinya.

“Kenapa kau selalu menggangguku?” ucapnya kesal dan menyingkirkan tanganku dari bukunya.

“Hua… dia menyentuh tanganku” teriakku dalam hati.

“Aku tidak pernah mengganggumu, aku hanya berusaha untuk mendekatimu” jawabku senang.

“Aissh… berhenti mendekatiku, aku tidak suka denganmu” ucapnya cuek dan kembali fokus dengan bukunya.

Akupun menyerah untuk mengusiknya kali ini dan menatap ke luar jendela.

Yeoja ini adalah Choi Sooyoung, dia merupakan teman sekelasku di Seoul Junior High School. Ya, aku ini merupakan murid SMP dan umurku masih 14 tahun tetapi aku sudah menyukai seorang yeoja. Aku menyukainya karena menurutku dia yeoja yang sangat misterius. Dia merupakan tipe yeoja yang pendiam dan tidak banyak bicara, di sekolahpun dia tidak memiliki teman karena dia tidak suka bergaul dengan teman-teman yang lain dia lebih suka menyendiri di taman sekolah dan menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku pejalaran. Tapi dia murid yang pintar dan selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas bahkan di sekolah. Walaupun dia tidak memiliki teman di sekolah tapi aku selalu berusaha mendekatinya agar dia tidak merasa kesepian namun dia selalu menolakku untuk mendekatinya. Tapi walaupun begitu aku tidak akan menyerah.

Author POV

Siwon kini sedang berada di dalam kelasnya, baru saja Lee Sosaengnim masuk ke kelas mereka, Siwon dan teman-teman di kelasnya termasuk Sooyoung sedang menunggu Lee Sosaengnim membagikan hasil ulangan Fisika mereka.

Lee Sosaengnim memanggil satu-satu murid-muridnya dan membacakan nilai mereka.

Siwon yang sedang duduk di kursinya menatap ke arah Sooyoung yang sedang memperhatikan Lee Sosaengnim. Senyum mengembang di bibir Siwon karena dia sudah sangat yakin Sooyoung akan mendapatkan nilai sempurna seperti biasanya.

“Choi Sooyoung… selamat kau mendapatkan nilai 100” ucap Lee Sosaengnim.

Sooyoung pun maju untuk mengambil kertas hasil ulangannya, Siwon tersenyum dan bersorak senang hingga mendapat tatapan tajam dari Lee Sosaengnim namun.

Sooyoung hanya memandang sinis ke arah Siwon yang terlihat begitu gembira. “Huh… padahal aku yang mendapatkan nilai tapi kenapa dia yang begitu senang” batin Sooyoung.

“Sooyoung ah… Cukhae kau mendapat nilai sempurna” ucap Siwon menghampiri meja Sooyoung ketika kelas mereka baru saja berakhir.

“Bukan hal yang patut dibanggakan” jawab Sooyoung sinis.

“Ya.. tentu saja kau harus bangga” balas Siwon.

“Terserah kau saja” ucap Sooyoung kemudian berjalan keluar kelas meninggalkan Siwon yang masih berdiri di tempatnya.

“Siwon ah.. kajja kita pulang, bagaimana kalau nanti sore kita bermain basket?” ucap Lee Donghae teman Siwon.

“Ne.. kajja” jawab Siwon malas.

*****

Siwon POV

Sudah seminggu ini aku selalu berangkat ke sekolah dengan menaiki bis walaupun Eomma selalu menyuruhku agar berangkat diantar oleh Appaku yang juga akan berangkat ke kantor.

Semua ini aku lakukan agar aku bisa berangkat bersama dengan Sooyoung. Aku tidak peduli walaupun dia selalu bersikap sinis padaku. Aku yakin suatu saat nanti dia pasti akan luluh juga.

Begitupun dengan hari ini aku juga akan berangkat dengan menaiki bis, kini aku sudah berada di halte bis dan sedang menunggu bis. Tapi sudah empat bis yang kulewati namun di antara empat bis itu Sooyoung tidak ada di dalamnya.

Aku melihat jam tanganku sudah hampir jam setengah 8 dan itu artinya sebentar lagi jam sekolah akan dimulai.

Aku harap Sooyoung menaiki bis kelima, karena bis itulah bis terakhir yang bisa mengantarkan kami ke sekolah.

Aku menunggu dengan cemas hingga aku melihat bis dari kejahuan sedang menuju kemari. Bis itu akhirnya berhenti di depanku. Aku kembali memperhatikan penumpang lewat kaca jendela namun aku tidak menemukan Sooyoung di sana.

“Apa Sooyoung tidak masuk sekolah?”

“Yak… kau mau naik tidak?” ucap sopir bis itu menghentikan lamunanku.

“Ah… ne!” jawabku dan kemudian menaiki bis itu.

Sesampainya di sekolah aku langsung berlari menuju kelasku untuk mencari Sooyoung, apakah dia sudah datang.

Namun sesampainya di kelas yang kudapati kursinya kosong, apa mungkin dia sakit sehingga tidak masuk sekolah?

*****

Keesokan harinya

Hari ini aku sengaja meminta Eomma untuk membuatkan bekal untukku, aku ingin memberikannya pada Sooyoung.

Aku rasa hari ini dia sudah masuk sekolah, ternyata benar kemarin dia sakit. Aku sengaja bertanya pada Sosaengnim mengenai keadaannya.

Hari ini aku berangkat tidak menaiki bis umum namun diantar oleh Appaku. Ini terjadi karena aku kesiangan saat menunggu Eomma memasakkan bekal makanku.

Aku memasuki kelas dengan senyum yang menghiasi wajahku, syukurlah Sooyoung sudah masuk dan sekarang sedang duduk di kursinya akupun segera menghampirinya.

“Annyeong Soo… aku dengar kau kemarin sakit. Bagaimana keadaanmu? Apakah kau sudah sehat?” tanyaku bertubi.

Dan seperti biasa Sooyoung hanya memandangku sinis dan kemudian membuang tatapannya ke arah lain. Aku merasa sedikit kecewa tetapi aku tidak mempedulikannya.

Siwon POV

Bel istirahat akhirnya berbunyi, aku sudah sangat bosan dengan penjelasan Park Sosaengnim yang hanya membuatku mengantuk.

Aku melihat Sooyoung keluar kelas dengan membawa sebuah buku, aku tau dia pasti akan pergi ke taman sekolah dan mebaca buku di sana.

Akupun mengambil bekalku dan mengikuti Sooyoung di belakangnya hingga akhirnya dia duduk di sebuah bangku panjang.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya sinis.

“A…aaku hanya ingin memberikanmu ini” ucapku yang masih berdiri dengan menyodorkan bekal yang aku bawa dari rumah.

“Aku tidak mau” jawabnya cuek.

“Tapi.. kau harus menerimanya, aku sengaja membawakan ini untukmu. Kau harus banyak makan untuk mengembalikan tenagamu sehabis sakit” ucapku mengambil tempat duduk di sebelahnya.

“Yak… tidak usah mempedulikanku, urus saja dirimu sendiri” jawabnya ketus.

Aku tidak mempedulikan ucapannya dan dengan cepat meletakan kotak bekal ini di pangkuannya.

“Aku akan meninggalkannya di sini, dan kau harus memakannya. Awas saja kalau aku kembali lagi bekal ini belum kau makan” ucapku kemudian berlari meninggalkannya yang masih duduk.

Sooyoung POV

“Aissh… apa lagi ini?” ucapku kesal.

Namja itu selalu saja menggangguku, dan kali ini dia memaksaku untuk memakan makanannya.

Aku menatap bekal ini, dan kemudian membukanya. Aku menemukan sebuah kertas dan kemudian membuka lipatan kertas itu.

Jangan dibuang… makanlah agar kau cepat sembuh

Tanpa sadar aku tersenyum membaca tulisan tangan namja ini. Dasar namja aneh.

“Sepertinya makanan ini enak” batinku melihat bekal ini.

Akupun akhirnya memakannya dan ternyata benar ini enak sekali.

Siwon POV

Aku senang melihat Sooyoung akhirnya mau memakan bekal yang aku bawakan dari rumah untuknya.

Sebenarnya tadi aku tidak benar-benar pergi, aku bersembunyi di belakang pohon besar sehingga dapat menutupi tubuhku untuk memastikan dia memakan makanan yang aku berikan.

Baru kali ini aku melihatnya tersenyum dan aku tidak menyangka senyumnya akan seindah itu. Dia akan sangat cantik jika tersenyum, Baiklah.. mulai sekarang aku akan selalu membuatmu tersenyum karena aku sangat suka saat kau tersenyum.

*****

Siwon POV

Sesampainya di rumah aku langsung menuju ke arah dapur. Aku sangat haus setelah berjalan dari halte ke rumah.

“Siwon ah… kau sudah pulang?” tanya Eomma yang berdiri di belakangku.

“Ne.. Eomma aku sangat lapar” ucapku merengek.

“Ganti dulu baju sekolahmu, Eomma akan menyiapkan makanan untukmu” jawab Eomma.

“Ne.. gomawo Eomma” ucapku senang kemudian segera berlari ke kamarku untuk mengganti baju.

Setelah selesai berganti pakaian aku segera kembali ke dapur, perutku sudah sangat lapar. Namu ketika di dapur aku melihat Appa yang sudah duduk di meja makan.

“Appa… tumben sudah pulang?” ucapku.

“Ne.. pekerjaan Appa selesai dengan cepat hari ini” jawab Appaku.

“Ah begitu” jawabku kemudian duduk tepat di hadapan Appa.

“Siwon ah..” panggil Appaku ketika kami baru saja makan.

“Hmm.. wae Appa?” jawabku.

“Bagaimana kalau kita pindah ke London?” tanya Appaku.

“Aku sudah betah di sini Appa” jawabku.

“Benarkah begitu?” tanya Appa lagi.

Akupun mengangguk mantap.

*****

Auhtor POV

Siwon kini sedang berkeliling mencari keberadaan Sooyoung, kini sedang jam istirahat dan Siwon sudah ke taman tapi dia tidak menemukan Sooyoung di sana.

“Di mana Sooyoung kenapa aku tidak menemukannya di taman? Biasanyakan dia berada di sana”.

“Apa mungkin dia sedang ke toilet? Ah lebih baik aku ke sana saja. Sesampainya di depan toilet aku memutuskan untuk menunggunya saja, tidak mungkin jika aku masuk ke dalam bisa-bisa aku akan dipanggil oleh kepala sekolah”

“Hei… yeoja aneh, kau pikir siapa dirimu?”

Samar-samar Siwon mendengar suara seorang yeoja, aku menajamkan pendengaranku dan kakikupun melangkah mengikuti asal suara hingga akhirnya aku berhenti di depan lorong yang menuju ke gudang.

“Mwoo? Bukankah itu Sooyoung kenapa dia dikelilingi oleh yeoja-yeoja itu?” ucap Siwon bingung.

Siwon melihat Sooyoung sedang dikelilingi oleh empat orang yeoja yang sedang menyudutkannya di tembok.

“Apa mau kalian? Aku tidak memiliki urusan apapun dengan kalian” ucap Sooyoung pada empat Yeoja itu.

“Huh.. dasar yeoja aneh tidak tau diri” jawab salah seorang diantara mereka yang mengelilingi Sooyoung.

“Memangnya kenapa kalau aku aneh? Tidak ada urusannya dengan kalian” jawab Sooyoung dengan nada bicaranya yang terdengar sinis seperti biasa.

“Tentu saja ada urusannya dengan kami, kami tidak ingin jika di sekolah ini ada murid aneh sepertimu” ucap yeoja yang berbicara sebelumnya.

“Mwo? Konyol sekali kalian” jawab Sooyoung meremehkan.

“Kau pikir aku tidak tau siapa orangtuamu?” ucap yeoja yang sepertinya merupakan pemimpin dari kelompok ini karena dari tadi hanya dia yang berbicara.

“Otangtua?” tanya Sooyoung takut.

“Hahaha… kau takut ada yang mengetahui orangtuamu?” tanya yeoja itu mengejek, Sooyoung kini hanya diam tidak membalas seperti sebelumnya.

“Aku tahu ayahmu sekarang sedang berada di penjara dan Eommamu adalah wanita yang tidak benar dan bekerja sebagai wanita penghibur. Benarkan yang aku katakan?” ucap yeoja itu lagi.

“Aku sarankan padamu sebaiknya kau meninggalkan sekolah ini sebelum semuanya tahu siapa orangtuamu, dan itu hanya akan membuatmu malu” ucap yeoja itu lagi dan kini tangannya tengah menjambak rambut Sooyoung.

Sooyoung hanya diam membiarkan rambutnya dijambak, tampak ketakutan di wajahnya kini.

“Yak… apa yang kalian lakukan padanya?” tiba-tiba Siwon sudah berdiri di hadapan mereka dengan tatapan membunuh ke arah yeoja-yeoja yang mengelilingi Sooyoung.

“Dasar Yeoja aneh..” ucap yeoja-yeoja itu sebelum mereka meninggalkan Siwon dan Sooyoung yang masih mematung di tempatnya.

“Gwenchana?” tanya Siwon khawatir melihat keadaan Sooyoung.

“Pergilah… tinggalkan aku sendiri” ucap Sooyoung yang kini terisak.

Siwon tidak tega melihat Sooyoung menangis seperti ini.

“Soo…” panggil Siwon.

“PERGILAH… AKU BILANG PERGI TINGGALKAN AKU” ucap Sooyoung keras.

Bukanya pergi Siwon malah mendekatkan dirinya ke arah Sooyoung dan kemudian memeluknya.

“Uljima..” ucap Siwon sementara Sooyoung masih menangis di pelukan Siwon.

*****

Auhtor POV

“Ini… gunakan saputanganku saja” ucap Siwon memberikan saputangannya pada Sooyoung yang masih sesenggukan sehabis menangis.

Sooyoung mengulurkan tangannya untuk mengambil saputangan yang diberikan oleh Siwon.

“Bagaimana? Apakah kau sudah lebih tenang” tanya Siwon pada Sooyoung. Siwon membawa Sooyoung ke taman tempat dan membiarkannya untuk menangis.

Siwon POV

Aku tidak menyangka Sooyoung yeoja yang aku kenal sangat dingin dan terlihat tegar ternyata bisa juga menangis. Tapi bagaimanapun juga dia seorang yeoja jadi pasti sekuat apapun dia pada akhirnya dia tetaplah seorang yeoja yang perasaannya begitu rapuh.

Aku lebih baik melihatnya bersikap dingin padaku daripada melihatnya menangis di depanku.

“Apa kau mendengar yang mereka katakan tadi?” tanya Sooyoung tiba-tiba.

“Ne..” jawabku mengangguk.

“Lalu kenapa kau masih di sini? Kenapa kau tidak menjahuiku?” tanyanya.

“Menjahuimu? Mengapa aku harus menjahuimu?” tanyaku balik.

“Kau kan sudah mengetahui keadaanku dan orangtuaku bukan orangtua yang baik” jawab Sooyoung.

“Hussh..! aku tidak akan menjahuimu bagaimanapun keadaanmu dan keluargamu, aku bukan orang yang seperti itu” jawabku.

“Lalu apa alasanmu selama ini selalu mengikutiku?” tanyanya lagi.

“Hmm… kalau itu, karena.. aku menyukaimu” jawabku malu.

“Mwo?” tanyanya kaget.

“Wae?” tanyaku bingung dengan reaksinya.

“Aniya… tapi aku tidak menyukaimu” jawabnya ketus.

“Araso” jawabku.

“Sooyoung ah.. apa boleh aku bertanya sesuatu padamu?” tanyaku.

“Apa yang akan kau tanyakan?” tanyanya.

“Kenapa kau selalu menyendiri, tidak suka berkumpul dengan anak-anak yang lain dan juga kenapa kau selalu bersikap dingin?” tanyaku.

Sooyoung hanya diam dan tidak menjawab pertanyaanku. “Arra.. kalau kau tidak ingin memberitahuku juga tidak apa-apa” jawabku.

“Aku tidak ingin memiliki teman karena jika mereka mengetahui keadaan keluargaku mereka pasti akan menjahuiku lalu apa gunanya aku mencari teman jika pada akhirnya mereka akan menjahuiku” ucapnya.

“Tapi tidak semua orang seperti itu, aku mau menjadi temanmu bagaimanapun keadaanmu” ucapku.

“Kenapa kau mau berteman denganku?” tanyanya.

“Karena berteman itu tidak mementingkan status, jika mereka melihat status dalam berteman berarti dia tidak tulus dan hanya ingin mengambil manfaat dari kita” jawabku.

“Lalu kenapa kau bersikap dingin pada semua orang?” tanyaku lagi.

“Tidak ada alasannya, karena aku memang seperti ini” jawabnya.

“Jinja? Tapi apa kau tahu, kau itu sangat cantik jika tersenyum” ucapku.

“Aku tidak suka tersenyum” jawabnya cepat.

“Tapi mulai sekarang, aku akan sering membuatmu tersenyum bahkan tertawa” jawabku.

“Terserah kau” jawabnya ketus.

“Soo… mulai sekarang aku akan menjadi temanmu, kau tidak usah takut jika mereka menjahuimu karena aku akan selalu berada di sampingmu dan menemanimu” ucapku.

“Aku tidak percaya pada siapapun” ucapnya.

“Percayalah padaku, aku akan selalu menemanimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu” jawabku mantap.

*****

Siwon POV

Selama beberapa minggu ini aku menjadi lebih dekat dengan Sooyoung, awalnya dia bersikap dingin padaku namun lama kelamaan dia membuang sedikit sikap dinginnya selama ini.

Tak jarang aku melihatnya tertawa saat aku menceritakan beberapa lelucon dan bertingkah konyol di depannya. Aku sangat senang dia bersikap lebih terbuka padaku tidak seperti sebelumnya yang selalu dingin.

Aku sekarang memiliki kebiasaan baru dengan membawa bekal ke sekolah yang akhirnya aku makan bersama dengan Sooyoung saat jam istirahat. Awalnya Eomma bingung dengan ini karena sebelumnya aku sangat tidak suka jika disuruh membawa bekal ke sekolah, namun aku berbohong dengan memberi alasan pada Eomma bahwa aku tidak menyukai makanan kantin yang rasanya tidak enak.

“Siwon ah.. ayo temani Eomma ke departement store” ucap Eommaku yang sudah muncul di depan pintu kamarku.

“Shireo.. aku ingin beristirahat Eomma” jawabku.

“Ayolah temani Eomma… atau kau mau Eomma tidak membuatkanmu bekal ke sekolah lagi?” tanya Eommaku mengancam.

“Ne.. ne.. aku mau” ucapku akhirnya.

*****

Siwon POV

Aku benar-benar bosan saat ini, Eomma mengajakku berputa-putar di tengah departemen store yang luas ini.

“Eomma… kapan kita akan pulang?” tanyaku memelas.

“Sebentar lagi.. eomma masih ingin memperbaiki gelang Eomma yang putus” ucap Eomma menunjukkan sebuah gelang yang pengaitnya rusak.

Dengan malas aku mengikuti Eomma masuk ke toko perhiasan, sangat silau pemandangan di sini. Dimana-mana berjejer perhiasan yang sangat menyilaukan mata.

“Agasshi.. saya ingin memesan sebuah liontin” aku mendengar seorang pengunjung yang tengah berbicara pada pelayan toko.

Tiba-tiba terlintas sebuah ide di benakku, bagaimana jika aku memesan kalung dengan liontin berbentuk daun Sooyoung pasti akan sangat menyukainya.

Flashback

“Lihatlah.. daun-daun itu sangat indah” ucap Sooyoung memandang daun-daun yang berguguran di taman sekolah.

“Biasa saja” jawabku. Sooyoung terlihat kesal dengan jawabanku, aku tertawa melihatnya.

“Kau menykai daun?” tanyaku mengejek.

“Ne… aku menyukai daun-daun yang berguguran karena itu terlihat sangat indah” jawbanya tersenyum senang.

Flashback end

*****

Siwon POV

“Siwon ah.. kenapa kau baru pulang?” tanya Eomma ketika aku memasuki rumah.

“Ah.. itu, tadi ada pelajaran tambahan Eomma” jawabku.

“Ah.. begitu, kalau begitu istirahatlah” jawab Eommaku. Akupun kemudian melangkahkan kakiku menaiki tangga rumah menuju ke kamarku.

Sesampainya di kamar aku langsung membuka tasku dan mengambil sebuah kotak dari dalamnya.

Sebenarnya tadi aku berbohong pada Eomma, tidak ada pelajaran tambahan. Tadi aku pulang terlambat karena aku pergi ke departemen store untuk mengambil kalung yang sudah aku pesan sebelumnya setelah uang yang aku kumpulkan cukup untuk membelinya.

“Aku harap Sooyoung akan senang dengan kalung ini”.

*****

Author POV

“Ada apa kau menyuruhku kemari?” tanya Sooyoung pada Siwon yang tengah duduk di bangku taman.

“Aku ingin memberimu ini” ucap Siwon menyerahkan sebuah kotak kecil yang berisi sebuah kalung di dalamnya.

“Apa ini?” tanya Sooyoung bingung.

“Bukalah..” ucap Siwon. Sooyoungpun membuka kotak itu dan kemudian melihat Siwon dengan pandangan tidak mengerti.

“Aku sengaja memesan itu untukmu, kau bilang kau menyukai daun jadi aku memesan liontin berbentuk daun” jelas Siwon.

“Tapi aku tidak memintamu untuk memberiku ini” jawab Sooyoung.

“Arra.. aku hanya ingin memberimu hadiah” balas Siwon.

“Mian.. aku tidak bisa menerima ini” jawab Sooyoung menutup kotak itu kemudian menyerahkannya kepada Siwon.

“Wae?” tanya Siwon kecewa.

“Aku tidak berhak menerima hadiah apapun” jawab Sooyoung.

“Soo… aku tulus memberikan ini padamu sebagai hadiah karena kau telah menjadi temanku” balas Siwon memohon pada Sooyoung.

“Aissh.. baiklah, tapi kali ini saja ne?” jawab Sooyoung menyerah yang disambut dengan senyum dari Siwon.

*****

Author POV

“Soo… kenapa kau terlihat lelah? Apa kau sakit?” tanya Siwon pada Sooyoung ketika mereka baru turun dari bis umum yang berhenti tepat di halte dekat sekolah mereka.

“Aniya.. aku hanya kelelahan” jawab Sooyoung.

“Kelelahan? Memangnya apa saja yang kau lakukan?” tanya Siwon.

“Banyak” jawab Sooyoung kemudian melangkahkan kakinya tergesa-gesa memasuki gerbang sekolah.

“Yak.. tunggu aku” teriak Siwon pada Sooyoung yang sudah jauh di depannya.

Siwon POV

Kelas hari ini baru saja dimulai dan sekarang Park Sosaengnim menyuruh kami untuk mengumpulkan tugas kami.

Aku mengambil tugasku dari dalam tas dan meletakkannya di atas meja.

Park Sosaeng memeriksa meja kami satu-satu untuk melihat apakah kami membawa tugas kami atau tidak. Kini Park Sosaeng sedang berdiri di samping meja Sooyoung dan menatapnya tajam.

“Choi Sooyoung mana tugasmu? Apa kau tidak mengerjakan?” tanya Park Sosaeng. Aku terkejut melihat Sooyoung yang kemudian mengangguk.

“Gawat dia akan dihukum jika tidak mengumpulkan tugasnya” ucapku lirih.

“Kau harus menerima hukumanmu, keluarlah dan tunggu di depan kelas sampai pelajarang selesai” ucap Park Sosaengnim tajam.

Aku melihat Sooyoung melangkah keluar kelas dengan menundukkan kepalanya, aku kasihan padanya.

Dengan cepat aku langsung memasukkan kembali tugasku ke dalam tas sebelum Park Sosaeng melihatnya.

“Choi Siwon apa kau sama seperti Choi Sooyoung yang tidak mengerjakan tugas yang aku berikan?” tanya Park Sosaeng saat tiba giliranku.

“Ne..” jawabku.

“Keluarlah” ucap Park Sosaeng dan akupun menyusul Sooyoung.

“Kenapa kau juga ikut keluar?” tanya Sooyoung yang melihatku keluar dari kelas.

“Aku sama sepertimu” jawabku.

“Masuklah, dan tunjukkan tugasmu pada Park Sosaeng. Aku tahu kau sudah mengerjakannya” ucap Sooyoung tajam.

“Nde? An..aniya aku tidak mengerjakannya” jawabku bersikeras.

“Kenapa kau menyusahkan dirimu sendiri? Aku tahu kau berbohong” jawab Sooyoung kesal.

“Aku benar-benar tidak mengerjakan” jawabku tetap bersikeras berbohong.

“Terserah kau saja, aku tidak peduli” ucap Sooyoung ketus kemudian berjalan meninggalkanku yang masih berdiri di depan kelas.

Dengan cepat aku berlari menyusul Sooyoung, “Soo…” panggilku namun Sooyoung tidak menghiraukanku dan terus berjalan.

“Soo… mianhae” ucapku dengan nafas tersengal sehabis mengejar Sooyoung.

“Mianhae, aku memang berbohong. Aku sudah mengerjakan tugasku dan aku menyembunyikannya karena aku ingin menemanimu yang sedang dihukum Park Sosaeng” jawabku bersalah.

“Kenapa kau melakukannya?” tanya Sooyoung tajam.

“Aku kan sudah bilang, aku ingin menemanimu” jawabku.

“Kenapa kau bodoh sekali hah?” ucap Sooyoung frustasi.

“Mwo?” tanyaku bingung.

“Kenapa kau mengorbankan dirimu hanya karena ingin menemaniku dihukum? Tidak seharusnya kau dihukum juga, sekarang kembalilah ke kelas” ucap Sooyoung.

“Shireo” aku menggeleng menolak.

“Yak.. Choi Siwon, aku bilang kembali ke kelas. Kenapa kau sangat keras kepala? Aku tidak ingin orang lain kesusakan karenaku” jawab Sooyoung.

“Aniya.. aku tidak mau” tolakku.

“Baiklah..! aku tidak peduli lagi padamu, jangan pernah mengikutiku lagi. Ini kalungmu aku kembalikan, aku tidak membutuhkannya” ucap Sooyoung kemudian kembali berjalan meninggalkanku.

Tbc…

16 thoughts on “[Twoshoot] Don’t Leave Me 1

Leave a reply to Choi Je Kyung Cancel reply